Sabtu, 24 Desember 2011

Desain Penelitian


Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memeperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih luas desain penelitian mencakup pelbagai hal yanga dilakukan peneliti, mulai dari identifikasi masalah, rumusan hipotesis, operasionalisasi hipotesis, cara pengumpulan data, samapai akhirnya analisis data. Dalam pengertian sempit desain penelitian mengacu pada jenis penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan peneltian.
Dengan demikian maka pada hakekatnya desain penelitian merupakan suatu wahana untuk mencapai tujuan penelitian,yang juga berperan sebagai rambu-rambu yang akan menentukan peneliti dalam seluruh proses penelitian. Dalam garis besar, desain penelitian mempunyai 2 kegunaan yang amat penting dalam keseluruhan proses penelitian, yakni:
·         Merupakan sarana bagi peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian.
·         Merupakan alat bagi peneliti untuk dapat mengendalikan atau mengontrol pelbagai variabel yang berpengaruh atau berperan dalam suatu penelitian.

Peran  Desain dalam Penelitian
Desain merupakan kerangka acuan bagi pengkajian hubungan antar-variabel. Desain mengacu pada pengukuran dan analisis; misalnya manakah yang ternasuk variabel bebes (variabel independen, prediktor, risiko, atau kausa) dan mana yang merupakan variabel tergantung (variabel dependen, variabel efek, outcome, event). Dari variabel bebeas dapat dilihat mana yang termasuk dalam variabel aktif (misalnya kebiasaan merokok), dan mana yang merupakan variabel atribut (misalnya jenis kelamin).
Beberapa hal penting yang perlu dikaji sebelum jenis desain ditentukan:
1.      Sejak awal peneliti harus menentukan apakah akan melakukan intervensi, yaitu studi intervensional (eksperimental), atau hanya melaksanakan pengamatan saja tanpa intervensi, yaitu melaksanakan studi observasional.
2.      Apabila dipilih penelitian observasional, harus ditentukan apakah akan dilakukan pengamatan sewaktu (yaitu studi cross-sectional) atau dilakukan follow-up dalam kurun waktu tertentu (studi longitudinal)
3.      Apakah akan dilakukan studi retrospektif, yaitu mengevaluasi peristiwa yang sudah berlangsung ataukah studi prospektif yaitu dengan mengikuti subyek untuk meneliti peristiwa yang belum terjadi.

Pemilihan desain bertujuan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian dengan cara yang paling efisien dan dengan hasil yang memuaskan. Hasil suatu penelitian observasional untuk mencari data awal sustu penyakit,yang sering disebut sebagai studi deskriptif , misalnya mengenai gambaran klinis  dan laboratorium suatu penyakit, dapat digunakan untuk menyusun studi analitik mengenai hubungan sebab-akibat beberapa variabel, misalnya faktor yang meningkatkan terjadinya penyakit.

Klasifikasi Jenis Penelitian

1.      Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian:
·         Penelitian klinis
·         Penelitian lapangan
·         Penelitian laboratorium
2.      Berdasarkan pada waktu:
·         Penelitian transversal (cross-sectional)prospektif atau retrospektif
·         Penelitian longitudinal prospsktif atau retrospektif
3.      Berdasarkan pada substansi:
·         Penelitian dasar
·         Penelitian terapan
4.      Berdasarkan pada ada tidaknya analisis hubungan antar-variabel:
·         Penelitian deskriptif
·         Penelitian analitik
5.      Desain khusus:
·         Uji diagnostik
·         Analisis kesintasan (survival analysis)
·         Meta-analisis

Klasifikasi yang sering dikemukakan adalah penelitian deskriptif danpenelitian analitik. Pembagian ini menimbulkan kerancuan oleh karena sering disalah tafsirkan, yaitu disebut sebagai penelitian deskriptif akan tetapi dalam pelaksanaannya dilakuan analisis data. Sebaiknya setiap studi analitik selalu diawali dengan deskripsi data sebelum dilakukan analisis. Arti kedua jenis penelitian tersebut akan diuraikan dibawah.
            Pada penelitian deskriptifpeneliti hanya melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan. Hasil pengukuran disajikan apa adanya, tidak dilakukan analisis mengapa fenomena terjadi. Pada studi deskriftif tidak dilakukan hipotesis sehingga tidak dilakukan uji hipotesis (uji statistika) seperti uji x2 atau uji-t maupun penghitungan risiko relatif, rasio odds dan sejenisnya. Contohnya adalah survei morbiditas dan moralitas, atau gambaran klinis dan laboratorium sindrom atau penyakit tertentu. Laporan retrospektif hasil pengobatan (biasanya dalam konteks pelayanan pasien) yang dilakukan tanpa kontrol adalah contoh lain.
            Pada penelitian analitikpeneliti berupaya mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap data, karena itu pada penelitian analitik selalu diperlukan hipotesis yang harus diformulasikan sebelum penelitian dimulai, untuk divalidasi dengan data empiris yang dikumpulkan. Hubungan antar-variabel dapat dilakukan dengan berbagai uji hipotesis (sering disebut secara kurang tepat sebagai ‘uji statistika’ atau uji kemaknaan’) sesuai dengan data, dan/ atau berbagai jenis analisis lainnya yang disebutkan di  atas.
            Telah disebutkan bahwa data pada penelitian deskriptif sering dapat dipakai untu penelitian analitik pada tahapan berikutnya. Jika kita akan melakukan penelitian tentang penyakit yang datanya masih sedikit, sebaiknya dilakukan penelitian deskriptif terlebih dahulu. Data tersebut kemudian dipakai untuk menyusun latar belakang dan hiotesis penelitian analitik. Hal tersebut relevan untuk penyakit baru seperti flu burung dsn flu babi. Perlu diingat pula bahwa laporan penelitian analitik selalu diawali dengan deskripsi subyek penelitian lebih dahulu, sebelum dilakukan analisis. Hal ini tidak berarti penelitian tersebut bersifat deskriptif dan analitik, kecuali bila deskripsi subyek yang terpilih merupakan salah satu pertanyaan penelitian yang secara khusus perlu dijawab.
Penelitian analitik observasional umumnya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1.      studi cross-sectional
2.      studi kasus-kontrol
3.      studi kohort

Akhir-akhir ini meta-analisis, suatu desain khusus yang menggabungkan hasil banyak studi, digolongkan dalam studi observasional analitik.Pembagian desain tersebut cukup praktis dan didasarkan pada ada atau tidak adanya intervensi atau manipulasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap subyek penelitian. Pada studi eksperimental peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel penelitian dan kemudian mempelajari efek perlakuan tersebut, sedang pada studi observasional  ia melakukan pengamatan atau pengukuran terhadap pelbagai jenis variabel subyek penelitian menurut keadaan alamiah, tanpa berupaya melakukan manipulasiatau intervensi.Yang dimaksud intervensi dalam konteks ini adalah perlakuan yang diklakukan oleh peneliti terhadap subyek penelitian, dan hasil perlakuan tersebut diamati, diukur, dan dianalisis.Ciri khas studi intervensional dibanding dengan studi observasional adalah pada studi intervensional peneliti melakukan subyek mana yang akan memperoleh perlakuan apa, sedangkan pada studi observasional pajanan terhadap faktor risiko atau variabel independen berlangsung secara alamiah.

Desain  Penelitian
Observasional
1.      Laporan kasus
2.      Seri kasus
3.      Studi cross-sectional termasuk survai
4.      Studi kasus-kontrol
5.      Studi kohort
6.      Meta-analisia
Intervensional
1.      Uji klinis
2.      Intervesi
·         Pendidikan
·         Perilaku
·         Kesehatan masyarakat

Cara Pemilihan Sampel

Cara Pemilihan Sampel
A.    Probability Sampel
Hal yang prinsip pada probability sampel adalah bahwa tiap subyek dalam populasi (terjangkau) mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel penellitian. Jenis probability sampling :
a.       Simple random sampling
Pada simple random sampling kita hitung terdahulu jumlah subyek dalam populasi terjangkau yang dipilih sebagai subyek penelitian. Setiap subyek penelitian diberikan nomor, dan di pilih sebagian dari mereka dengan bantuan tabel angka random.
b.      Sistematic sampling
Samling sistematik ditentukan bahwa dari seluruh subyek dapat dipilih, srtiap subyek nomor ke-sekian dipilih sebagai sampel. Bila ingin diperoleh 1/n dari populasi, maka setiap pasien ke-n dipilih sebagai sampel. Jadi seperti pada random sampling setiap subyek penelitian yang memenuhi kriteria untuk dipilih diberi nomor.
c.       Stratified random sampling
Dalam penelitian tidak jarang ditemukan keadaan tertentu, sehingga setiap klompok (kita sebut strata) memberikan nilai yang jelas berbeda. Bila sampling dilakukan terhadap semua subyek yang  dilakukan sebagai satu kesatuan, akan diperoleh sampel yang besar akan variasi tertama pada junlah subyek tidak banyak, dan simpulan penelitian menjadi bias. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukan stratifikasi dan pemilihn subyek berdasarkan atas strata.
Pada cara ini subyek dipilih secar acak untuk setiap strata ,kemudian hasilnya dapat digabungkan menjadi satu sampel yang ternebebas dari variasi untuk setiap strata . variabel yang sring dilakukan adalah jenis kelamin,umur, raskondisi sosial-ekonomi dan lain-lain.
d.      Cluster Sampling
Cluster Sampling sampel dipilih secara acakpada klompok individu dalam populasi yang terjadi secara ilmiah. Cara ini sangat efisien apabila populasi tersebar luas sehingga tidak munakin membuat daftar seluruh populasi tersebut. .


B.     Non- Probability Sampling
Non-probability sampling adalah cara pemilihan sampel yang lebih praktis dan mudah dilakukan daripada probability sampling ,karenanya dalam penelitian klinis lebih sering digunakan daripada probability sampling .
a.       Consecutive sampling
Pada consecutive sampling semua subyek yang datna secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukan kedalam  penelitian sampai jumlah subyek terpenuhi. Cara ini merupakan cara yang paling baik dan sering kali sebagai cara termudah dalam teknik non-probabilty sampling .
      Agar pemmilihan subyek penelitian dapat menyerupai hasil dengan probability sampling,maka jangka waktu dalam penelitian harus tidak terlalu pendek,tertama untuk penyakit yang di pengaruhi oleh musim.
b.      Convinient Sampling
Cara ini merupakan cara termudah dalam menarik sampel, namun skligus cara yang pa;ling lemah. Pada cara ini sampel diambil tanpa sistematika tertentu, sehingga jarang dianggap dapat meakili populasi terjangkau apalagi populasi target penelitian.
c.       Judgmental sampling atau purposive sampling
Pada judgmental sampling atau purposive sampling, peneliti memilih responden berdasarkan pada pertimbangan subyektif dan praktis,bahwa responden tersebut dapat memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan peneliti.




KESAHIHAN INTERNA DAN EKSTERNA
Kesahihan (validitas interna ) suatu penelitian menunjukan apakah hasil studi bebas dari kesalahan acak,bias,dan perancu (confounding). Dengan kata lain ,apakah asosiasi yang diperoleh oleh variabel-variabel peneliti. Aspek ketelitian ketepatan desain, seleksi subyek, dan pengukuran berperan penting dalam validitas interna.
      Kesahihan Eksterna menunjukan berapa baik hasil penelitian tersebut dapat diterapkan pada klompok yang lebih luas. Dari sampel yang dikehendaki ke populasi terjangkau srikngkali disebut sebagai kesahihan eksterna pertama, sedangkan dari populasi terjangkau ke populasi target merupakan kesahihan eksterna yang kedua. Suatu penelitian dapat menyelesaikan kesahihan eksterna yang baik apabila kesahiahan interna disellesaikan dengan baik.

Pemilihan Subyek Penelitian


 PEMILIHAN SUBYEK PENELITIAN
Populasi dalam bahasa sehari-hari dihubungkan dengan penduduk atau jumlah penduduk disuatu tempat atau Negara. Dalam penelitian , istilah populasi memeiliki pengertian tersendiri.Populasi adalah sejumlah besar subyek yang mempunyai karakteristik tertentu.
Subyek penelitian dapat berupa manusia, hewan coba, data rekam medis, data laboratorium, dan lain-lain dan karakteristik subyek penelitian ditentukan sesuai dengan rranah dan tujuan penelitian.
Populasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1.      Populasi target (target population) atau domain (ranah)
2.      Populasi terjangkau (accessible population) atau sering pula disebut populasi sumber (source population)
1.      Populasi Target
Populasi yang merupakan sasaran terakhir penerapan hasil penellitian disebut sebagai populasi target ( target population); sementara ahli menyebutnya ranah atau domain. Contoh populasi target adalah sebgai berikut :
·         Anak sehat
·         Remaja pengguna narkoba
·         Pasangan usia subur
·         Pasien miokard infark dibawah 50 tahun yang mengalami serangan infark berulang.

2.      Populasi Terjangakau
Populasi terjangkau (accessible population) atau sering juga disebut populasi sumber (source population) adalah bagian dari populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti. Contoh : pasien morbus yang berobat di RS Dwikora pada tahun 2002. Dengan kata lain populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target yang dibatasi oleh waktu dan tempat. Dari populasi terjangkau ini dipilih sampel yang dijadikan sebagai subyek yang akan langsung di teliti.
3.      Sampel
Sampel adalah bagian dari dari populasi yang dipilih dengan kriteria tertentu hingga dapat mewakili populasinya
Kegunaan sampel adalah sebagai berikut :
a.       Lebih murah
b.      Lebih mudah
c.       Lebih cepat
d.      Lebih akurat
e.       Mewakili populasi
f.       Lebih spesifik

Hubungan antara populasi, sampel subyek yang diteliti
Sebelum mencari hubungan ,harap memperhatikan hal berikut ini :
·         Pemilihan populasi terjangkau. Semata-mata didasarkan pada kenyataan praktis atau factual bukan merupakan hasil dari suatu proses pemilihan yang sistematis.
·         Penetapan subyek terpilih. Proses ini dapat dan seharusnya dilakukan denagn prosedur tertentu sehingga dapat diperoleh sampel yang representatif terhadapa populasi terjangkau.
·         Subyek yang benar diteliti. Disini menyangkut apakah subyek yang telah dipililh menolak untuk diteliti (non-response) atau terdapat drop out atau loss to follow up.




















































Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons